Kembali Menulis

Fadhila Nur Latifah Sani
3 min readJun 29, 2022

Sudah lama sekali saya tidak menulis, tidak menulis untuk orang lain, karena tidak pula menulis untuk diri sendiri seperti biasanya. Sedikit pengecualian adalah menulis untuk berbisnis dan untuk berkomunikasi sehari-hari dengan kawan dan kolega. Sudah, itu saja, mengikuti kebiasaan dan menaati keharusan, tidak kurang dan tidak lebih.

Rasanya, kering… aneh… seakan-akan tidak ada kata yang mau keluar ke permukaan. Apalagi untuk membentuk struktur dan mengolah kata dan kalimat yang membuat orang tertarik untuk membaca, wegah sekali. Hanya saja, hari ini ada tenggat waktu penulisan untuk salah satu kanal favorit saya, Nekropolis.

Sudah berhari-hari saya menghindari melakukan penulisan ini, karena tidak ada yang rasanya perlu untuk ditulis dan berharga untuk dibaca. Salah satu hal yang menyedihkan dari pandemi ini adalah betapa sukarnya untuk bergerak sesuka hati seperti biasanya. Maka saya ingin menyalahkan keadaan tersebut atas kekosongan ide yang saya alami hari-hari ini.

Kalau kamu seperti saya yang syukurnya diberi kecukupan untuk berdiam di rumah, bagaimanakah kamu melewatkan hari-harimu? Bagaimana kamu menghadapi keterbatasan pergerakan ini? Mungkin, mungkin cerita kita akan beresonansi, mungkin juga berkontradiksi. Apapun, mari coba kita lewati.

Semenjak awal mula pandemi, saya cukup beruntung karena tempat saya bekerja cukup tanggap mengadopsi sistem bekerja dari rumah, dengan segala keterbatasannya. Sontak dari saat itu pula saya banyak menghabiskan waktu di rumah. Terutama akhir-akhir ini, ketika kondisi semakin tidak terkendali.

Sebagai kompensasi atas tidak bisanya mengeksplorasi ruang-ruang di luar rumah, akhirnya saya mengeksplorasi ruang-ruang baru melalui -apalagi kalau bukan- sepetak kecil layar gawai saya. Hahaha. Halo layanan-layanan penyedia konten digital, kalian adalah penyelamat saya. Yah, walaupun pengalamannya sesungguhnya hanya sepersekian dari yang bisa dialami manusia apabila sedang mengeksplor ruang yang sesungguhnya. Kita hanya bisa ikut menikmati pemandangan yang disuguhkan, sembari menghayati suara-suara yang terdengar. Itu saja, hanya gambaran audio visual yang kita dapatkan, plus sedikit kebahagiaan, dan keterpautan hati. Tidak ada produser terbaik acara ragam, film, dan konten lainnya di Korea, India, Amerika, atau manapun di dunia yang bisa membawa sensasi penuh keberadaan kita dalam suatu ruang, dengan melibatkan kelima indera kita.

Saya rasa, itulah yang paling dirindukan dari perjalanan, ‘keberadaannya’, yang belum bisa tergantikan sepetak kecil jendela di gawai kita.

Halo Dunia, semoga keadaan semakin membaik, dan kita bisa kembali bergerak dengan lebih bebas.

Di atas adalah draft tulisan yang saya tulis sekitar pertengahan tahun lalu, dalam rangka seri refleksi untuk Nekropolis. Tulisan yang pada akhirnya tidak jadi terpublikasi dan mengendap, sampai akhirnya hari ini saya bertemu tenggat waktu yang lain. Tenggat waktu kepenulisan #30DWC yang sudah hampir mencapai akhir tantangannya.

Apa yang berbeda?

Sebagai seorang Obligers (menurut klasifikasi Gretchen Rubin dalam bukunya The Four Tendencies) yang lebih bisa memenuhi ekspektasi-ekspektasi dari luar diri, berada di lingkungan yang memaksa untuk menulis sungguh membantu untuk mencapai target penulisan saya. Perjalanannya sebetulnya tidak mudah, sejauh ini saya sudah melewati dua kali masa drop out karena hutang tulisan lebih dari tiga hari berturut-turut. Entah sudah berapa kali pula saya mengalami kebuntuan dalam menulis. But here I am, trying and striving as best as I can, allowing myself to start and learn!

Karena kebuntuan saya dalam menulis akhirnya terobati salah satunya melalui kegiatan ini, maka, terimakasih saya ucapkan untuk mas Arbi A. Farmadi yang sudah menjerumuskan saya ke #30DWC, dan juga Ufi yang menjadi sobat seperjalanan (mau-maunya kamu Fi kami ajak wkwkwkwkwk). Serta terimakasih juga untuk semua kru #30DWCJilid37 dan rekan-rekan seperjuangan yang sudah saling support dengan caranya masing-masing. Semoga, kita senantiasa bisa berbagi melalui tulisan!

#30DWC #30DWCJilid37 #Hari29

--

--

Fadhila Nur Latifah Sani

Mostly writes about the things she reads: books, places, and everyday life. Other writings can also be found in fadhilanls.blogspot.com or fadhilanls.tumblr.com